Chapter 1 : I Want Meet You
Di sebuah Studio foto terlihatlah
sepasang kekasih yang mengenakan pakaian baju pengantin. Mereka terlihat sangat
bahagia. Mereka sedang mengambil foto pra-wedding untuk pernikahan mereka. Mereka
adalah Clara Anjani dan Raditya Gunawan. Sang fotografer terus membidik kameranya
dan terus mengarahkan berbagai macam gaya dan ekspresi pada kedua calon
mempelai.
Setelah pemotretan selesai Clara menunjukan
kesedihan di wajahnya. Dia sedih karena Raditya harus ke luar kota selama beberapa
hari tepat sebelum acara pernikahan mereka. Raditya yang tau kegelisahan dan
kegundahan yang dialami Clara berusaha menghiburnya. Akhirnya Clara mau
tersenyum walau senyuman itu dipaksakan.
Tak selang berapa lama kemudian, sang
fotografer datang. Dia memberikan foto Clara dan Raditya yang sudah dicetak dan
diberi bingkai sebagai hadiah pernikahan mereka. Saat berusaha memberikan foto
itu, tiba-tiba saja foto itu terjatuh dan pecah. Sang fotografer meminta maaf
karena tidak berhati-hati. Dan dia berjanji akan mengganti bingkai yang pecah
itu dengan bingkai yang baru. Akankah ini menjadi pertanda buruk untuk
pernikahan mereka.
***
Terlihat seorang pria yang sedang duduk
di kursi bandara. Dia sedang menunggu pesawat tujuan Jakarta. Pria itu adalah
Arfian Denanda yang sudah lama tinggal di Los Angeles. Dia hanya diam, dan
terlihat memikirkan sesuatu. Panggilan suara keberangkatan tujuan Jakarta
menyadarkannya dari lamunan. Karena terburu-buru dia tak sadar kalau
handphonenya tertinggal. Seorang gadis kecil memanggilnya.
“Excuse, sir. You leaving your handphone
in here” Kata seorang gadis kecil mengingatkan.
“Thank you ” Kata Arfian sambil melihat Handphonenya.
“Your
welcome” Kata gadis kecil tadi.
Tak selang berapa lama kemudian sebuah
suara memanggil gadis itu. Dan ternyata ibunya yang memanggil gadis itu. Ibunya
merasa khawatir karena putrinya meninggalkan ibunya tanpa memberitau terlebih
dahulu. Ibunya langsung menasehati gadis itu bahwa ia tidak boleh melakukan hal
itu. Si gadis kecil yang bernama Nanda hanya bisa mengatakan maaf pada ibunya.
Nanda bercerita bahwa barusan dia
menolong paman yang ganteng. Paman itu
meninggalkan handponenya di kursi bandara dan dia mengingatkan bahwa
Handponenya tertinggal. Nanda yang tidak tau siapa dan darimana paman itu
berasal menjuluki paman tersebut Bule ganteng. Nanda bercerita kalau dia
mengalami apa yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ibunya cuma
tertawa mendengar cerita anaknya. Ia mengatakan mereka harus cepat bila tidak
ingin ketinggalan pesawat.
***
Setelah pemotretan selesai, Clara dan
Raditya menghabiskan waktunya di sebuah taman kota. Sebuah taman yang tenang dan
damai. Taman yang mempunyai kisah dan kenangan yang sangat berharga untuk
mereka berdua. Di taman inilah Clara menyadari bahwa Raditya adalah seseorang
yang berarti dalam hidupnya. Di taman inilah pertama kalinya dia merasa sangat
khawatir kalau terjadi hal yang buruk pada Raditya.
FLASHBACK
July 2013
Di sore hari yang cerah terlihatlah
Clara yang sedang mencari Raditya. Dia terus mencari dan memanggil nama Raditya.
Dia menangis dan terlihat khawatir. Dia
takut terjadi sesuatu pada Raditya. Saat melihat cowok itu ada di depannya dan
baik-baik saja. Tangisnya bukan semakin reda malah semakin keras. Apalagi saat
melihat Raditya tengah bermain dengan beberapa anak kecil. Raditya yang melihat
kedatangan Clara langsung tersenyum dan memanggil gadis itu. Namun Clara hanya
diam dan tetap menangis.
Raditya yang mengerti kekhawatiran Clara
berusaha mendekati gadis itu dan menenangkannya. Dia mengatakan bahwa dia
baik-baik saja. Dia akan tetap hidup sebelum Clara meninggal karena dia adalah
malaikat pelindung Clara. Dia memeluk Clara dan menepuk-nepuk punggungnya. Tapi
Clara memberontak dan malah memukul dada Raditya. Raditya hanya diam saja terhadap
perlakuan Clara. Seolah mengerti apa yang sedang dirasakan gadis itu.
FLASHBACK END
Raditya masih berusaha menghibur Clara.
Dia tau bahwa wanita yang dicintainya masih merasa sedih karena dia harus pergi
ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Sehingga Clara harus mempersiapkan segala
sesuatu tentang pernikahan mereka sendirian. Raditya berjanji bahwa dia akan
cepat menyelesaikan urusan pekerjaannya disana.
Tapi bukan itu ternyata yang mengganggu
pikiran Clara. Ia mengatakan pada Raditya bahwa Ia takut sesuatu yang buruk
akan terjadi. Pigura foto pra wedding yang pecah biasanya menjadi pertanda
buruk. Tapi Raditya tidak mempercayai hal itu. Lagian undangan pernikahan
mereka sudah disebar ke seluruh keluarga, kerabat, dan teman-teman terdekat.
Jadi apa yang perlu ditakutkan. Itu semua hanya takhayul yang tidak jelas.
***
Arfian sudah duduk di kursi penumpang
dan menunggu pesawat membawanya kembali ke Indonesia. Dia terus memandangi
Handphonenya yang tidak sengaja akan hilang. Tapi sebenarnya bukan Handphonenya
yang membuatnya bersedih. Jika handphonenya hilang dia masih bisa membeli
lagi. Namun gantungan Handponenyalah
yang lebih berarti dalam hidupnya.
Sebuah gantungan sepasang burung merpati yang
sedang berciuman. Gantungan itu sudah terlihat sangat kusut dan tua sekali.
Disini terlihat jelas bahwa gantungan itu adalah pemberian dari seseorang yang
sangat berharga dalam hidupnya. Tak ingin gantungan itu hilang lagi, Arfian
langsung melepas gantungan itu dari handphonenya. Ia langsung memasukkan ke
dalam tasnya.
FLASHBACK
Arfian sedang tiduran di bangku sekolah.
Sebuah suara membangunkannya. Suara itu adalah suara Clara. Dan tentu saja dia
bangun mendengar suara dari gadis yang disukainya. Saat melihat Clara dia
langsung tersenyum. Apalagi saat Clara berjalan menghampirinya, bertambah
senanglah hatinya. Arfian berusaha mengendalikan debaran jantungnya. Namun dia
harus kecewa, karena Clara berjalan melewatinya. Clara tidak berjalan ke arah
mejanya, dia berjalan ke arah meja di belakangnya. Ternyata Clara hanya ingin
meminjam catatan kepada temannya.
Saat Clara akan kembali ke bangkunya,
entah sengaja atau tidak sengaja dia menjatuhkan bukunya tepat di lantai bangku
Arfian. Arfian yang sebal, tapi tetap tidakk bisa mengacuhkan Clara membantunya
mengambilkan buku yang terjatuh itu. Sebelum Clara jongkok untuk mengambil buku
itu, Arfian terlebih dulu mengambil buku itu. Clara hanya mengucapkan terima
kasih dan pergi begitu saja. Arfian yang merasa dicuekin oleh Clara jadi merasa
tambah kesal.
Tapi kekesalanya tak berlangsung lama
saat dia melihat sebuah kotak di lacinya. Dia membuka kotak itu. Sebuah
gantungan kunci berbentuk sepasang merpati yang sedang berciuman. Saat
melihatya Dia langsung tau siapa yang memberikan itu padanya. Mungkin saat Dia
jongkok mengambil buku, Clara menaruh hadiah itu di lacinya. Dan terselip juga
sebuah tulisan
“Terima kasih untuk sebuah hari
yang tidak pernah Aku lupakan dalam hidupku
Aku akan mengingat hari itu sebagai hari terindah mengapa Aku dilahirkan
di dunia ini
Aku tidak tau sesuatu hal yang kamu sukai,
Dan Aku juga tidak tau sesuatu hal yang kamu inginkan
Tapi tolong terima ini sebagai
pengganti Gembul,
dan sebagai gantinya aku akan
menjaga dan melindungi gembul sepenuh
hatiku^_^”
Arfian tersenyum menerima gantungan
kunci itu. Dan berjanji dia akan selalu membawa gantungan itu kemanapun dia
berada (Awalnya Arfian menggunakan gantungan itu sebagai gantungan kunci, tapi
karena perubahan jaman dia menjadikannya sebagai gantungan Handphone).
FLASHBACK END
Suara gadis kecil memanggilnya dan
membuyarkan kilasan masa lalunya tentang gantungan itu. Itu adalah suara Nanda
yang memanggil Arfian om bule ganteng. Gadis kecil itu begitu senang saat
melihat orang yang tadi ditolongnya. Nanda langsung bertanya apakah Arfian juga
orang Indonesia. Arfian tak menjawab dan hanya tersenyum yang menandakan bahwa
dia membenarkan apa yang dikatakan Nanda.
Kebahagiaan Nanda bertambah saat tau bahwa
paman yang dikenalnya ternyata duduk di sebelah ibunya. Nandapun langsung
merengek untuk tukar tempat duduk dengan ibunya. Shelly hanya bisa minta maaf
pada Arfian dan memohon pengertian padanya untuk sifat anaknya yang rewel.
Karena Shelly dan anaknya tak segera duduk, maka pramugari menyuruh mereka
untuk cepat duduk karena pesawat akan segera cepat landas.
***
Setelah pulang dari taman, Raditya
mengajak Clara mampir ke café teman mereka Sammy. Ia meminta Sammy untuk
membantu meyakinkan Clara agar tidak mempercayai apa yang namanya takhayul. Sammy
adalah teman baik Raditya. Dia mempunyai sebuah café yang cukup ramai dan
banyak pengunjung. Dan di tempat ini pulalah Raditya melamar Clara. Tentu
kedatangan calon pengantin ini disambut dengan baik oleh Sammy. Ia langsung
menraktir pasangan ini dengan menu special yang ada di cafenya.
Sammy mengucapkan selamat pada mereka
berdua yang sebentar lagi akan menikah. Dan tak lupa dia menghibur Clara agar
tak terlalu bersedih ditinggal calon suaminya. Clara mengatakan dia tidak akan
sedih ditinggal oleh Raditya, tapi Radityalah yang akan merasa mau mati karena
merindukannya. Lalu mereka semua tertawa dan hal itu dibenarkan oleh Raditya.
Lalu mereka bertiga membicarakan tentang
bagaimana dulu Raditya mengejar-ngejar Clara sampai akhirnya Clara mau menerima
cintanya. Dan perjuangan Raditya selama 6 tahun ternyata tak sia-sia. Alhasil sebentar lagi
mereka mau menikah.
Raditya berniat mengantarkan Clara
pulang. Tapi Clara menolak karena Ia harus ke Bandara untuk menjemput temannya.
Tak hilang akal, agar Raditya bisa lebih lama bersama Clara, dia menawarkan
diri untuk mengantarkan Clara ke bandara.
Dalam perjalanan ke bandara, Raditya
bertanya sebenarnya siapa teman Clara yang baru pulang dari luar negeri. Karena
seingatnya semua teman Clara dia mengenal dengan baik dan saat ini gak ada yang
sedang berlibur atau berkunjung ke luar negeri. Clara mengatakan bahwa teman
baiknya ini tinggal di New York sejak 7 tahun yang lalu, jadi Raditya belum
pernah bertemu dengannya.
Clara menjadi teringat bahwa sebenarnya
1 tahun yang lalu Shelly sempat pulang ke Indonesia karena ayahnya meninggal.
Tapi saat itu dia sedang ada di singapura jadi tidak bisa datang. Clara ingat
menyuruh Raditya untuk menghadiri pemakamannya. Apakah Raditya sempat bertemu
dengannya? Raditya menjawab bahwa Ia lupa karena kejadiannya begitu sangat
lama. Clara bercerita waktu itu dia merasa sangat sedih. Saat dia sampai di
Indonesia ternyata temannya telah kembali ke New York. Setelah kejadian itu
mereka berdua jadi jarang berkomunikasi.
Saat Clara mengirim e-mail dan
mengatakan bahwa Ia akan menikah , temannya berjanji akan datang pada
pernikahannya. Katanya sech dia bakal sampai sore ini. Dan Dia akan datang
bersama Nanda, putrinya. Clara berjanji akan menjemput temannya di bandara
karena mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Dan Dia teramat sangat merindukan
sahabatnya ini.
***
Sementara itu di pesawat, Nanda tidak
henti-hentinya melihat wajah Arfian. Tentu saja Arfian yang wajahnya terus
dipandangi sama Nanda merasa gimana gitu. Terus karena Nanda tidak tau nama
Arfian, Ia terus memanggilnya Om Bule Ganteng. Nanda bertanya apakah Om Bule
ganteng sudah menikah? Arfian menjawab belum karena dia masih mencari cinta
pertamanya. Jawaban ini tentu saja membuat Nanda sangat senang.
Setelah capek memandangi Arfian, Nanda
tertidur dalam pangkuan ibunya. Karena merasa tidak enak dengan Arfian, Shelly
selaku ibu dari Nanda meminta maaf atas kelakuan putrinya. Tapi Arfian tidak
mempersalahkan hal itu, justru dia malah menganggap kalau Nanda itu sangat
lucu. Dia juga mengatakan bahwa pasti suami Shelly sangat menyayangi dan
memanjakan Nanda.
Pertanyaan Arfian membuat Shelly
terdiam, Shelly bingung harus menjelaskan bagaimana. Akhirnya Shelly bercerita
bahwa dia adalah seorang single mother. Dia tak pernah menikah karena kekasihnya tak pernah menginginkan kehadiran
Nanda dalam hubungan mereka. Dia menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan dalam
perutnya. Tapi dia menolak, dan memilih untuk melahirkan Nanda. Dan finally
mereka putus.
Arfian meminta maaf karena telah membuat
Shelly kembali mengingat masa lalu yang mungkin ingin dilupakannya. Tapi Shelly
mengatakan dia tak mempersalahkan hal itu karena semua itu adalah bagian dari
kehidupannya. Semua itu tidak akan mungkin bisa dilupakan dan dihapus dari kehidupannya.
Shelly merasa bersyukur dan berterima kasih pada pria itu karena berkat pria
itu Nanda bisa hadir dalam dunia ini. Baginya yang terpenting sekarang adalah
kebahagiaan Nanda. Awalnya memang semua begitu berat untuknya, tapi sekarang
Nanda menjadi hal terindah dalam hidupnya.
Shelly bercerita bahwa dia tinggal dan
bekerja di New York. Dia pulang ke Indonesia karena sahabat terbaiknya akan
menikah. Dia ingin menghadiri pesta pernikahan tersebut. Dulu, saat dia
mengalami putus asa pada saat sedang mengandung Nanda, hanya temannyalah yang
menguatkan dan mendukungnya.
Arfian bercerita kalau dia sedang
liburan di Indonesia. Dia sudah lama tinggal dan bekerja di Los Angeles. Dia di
Indonesia ingin menghadiri pagelaran show yang diadakan adiknya. Adiknya adalah
seorang desainer pakaian. Namanya adalah Fitri Bella Rusmana. Saat Arfian
menyebut nama adiknya. Shelly langsung mengatakan kalau Ia sangat menyukai
rancangan baju yang dibuat oleh Fitri Bella Rusmana. Arfian berjanji nanti
setelah sampai di Jakarta akan mengirimkan undangan pagelaran show adiknya.
Shelly yang mendengarnya tentu merasa senang dan mengucapkan terima kasih.
***
Clara dan Raditya telah sampai di
bandara. Saat Clara turun dari mobil dan mengajak Raditya untuk menemui Shelly,
Raditya menolak. Dia memilih menunggu di mobil saja. Dia ingin memberi waktu
pada mereka berdua untuk reunian. Bukankah Clara dan temannya sudah lama tak
bertemu? Pasti banyak hal yang akan diceritakan. Ia memberi kesempatan pada
mereka berdua untuk bersama dan melepas rindu. Setelah Clara pergi Raditya
terdiam dan memikirkan sesuatu. Dia langsung menelpon seseorang.
***
Setelah sampai di Bandara Soekarno-Hatta
Nanda merasa sedih karena harus berpisah dengan Arfian. Arfian yang langsung
sayang dan gemas pada tingkah gadis cilik ini akhirnya memberikan nomer
ponselnya pada Nanda. Jika Nanda merasa kangen padanya Nanda tinggal menelpon
atau mengiriminya pesan. Jika Ia tidak sibuk pasti akan mengangkat dan membalas
pesannya. Hal ini tentu saja membuat Nanda senang bukan main. Ia langsung
meminjam handphone ibunya dan menulis nomer HP Arfian. Dan tebak, Nanda menamai
Arfian Bule Ganteng. Arfian hanya
tertawa dan pasti Ia akan merindukan gadis cilik ini.
“Om bule ganteng” panggil Nanda
“Iya”
“Om harus janji kalau om akan selalu
membalas Sms dan mengangkat telponku. Om juga harus janji kalau Om bule ganteng
gak bakalan nglupain Nanda.”
Untuk menenangkan gadis cilik itu,
Arfian langsung memeluknya dan berkata, “Iya, om janji. Om pasti akan selalu
membalas dan mengangkat telpon dari Nanda. Om pasti akan sangat merindukan
Nanda sampai mau mati rasanya.”
“Benarkah?” Kata Nanda tak percaya
“Iya, …” Jawab Arfian sambil jongkok
Setelah itu Nanda mengajak Arfian untuk
saling mengaitkan jari kelingking mereka. Sebagai pertanda bahwa mereka telah
membuat sebuah perjanjian. Nanda menyuruh Arfian untuk menutup matanya karena
Ia ingin memberikan hadiah special buat Arfian. Saat Arfian menutup matanya,
Nanda langsung mencium pipi Arfian. Setelah itu IA langsung bersembunyi di
belakang punggung ibunya karena merasa malu.
Shelly meminta maaf untuk kelakuan
Nanda. Dia berkata sebelumnya Nanda tidak pernah melakukan hal itu pada orang
lain. Arfian tidak mempersalahkan hal itu. Merekapun berpisah di bandara.
***
Di Bandara terlihat seorang gadis cantik
yang sedang menunggu seseorang. Dia adalah adik tiri Arfian, Fitri. Dia sibuk
berdandan agar terlihat cantik di depan kakaknya. Dia terus saja menyisir
rambutnya dan memperbaiki make-upnya yang sudah mulai luntur.
Sementara Itu, di sebelah tempat duduk
Fitri adalah Clara. Saat diberitaukan
bahwa pesawat yang ditumpangi Arfian dan Shelly telah mendarat, Telpon Clara
bordering. Raditya menelpon dan mengatakan sepertinya dia tak bisa mengantarkan
Clara pulang dan menemui sahabatnya karena tiba-tiba saja ada meeting di
kantor. Clara tak mempersalahkan hal itu, Ia nanti bisa pulang naik taksi.
Sekali lagi Raditya meminta maaf karena ini benar-benar di luar dugaan dan
keinginannya.
Shelly menelpon Clara dan mengatakan
kalau mereka sekarang sedang ada di toilet. Jadi tunggu aja mereka di tempat
pengambilan luggage. Clara mengizakan dan akan menunggu di tempat pengambilan
luggage.
Arfian yang telah mengambil luggagenya
keluar. Dia berdiri di depan pintu tempat pengambilan luggage. Tanpa
disadarinya, disebelahnya adalah Clara yang menunggu dengan sabar kedatangan
Shelly dan anaknya. Apakah Shelly sadar bahwa cinta pertamanya berdiri tepat di
sebelahnya? Atau Arfiankah yang pertama kali sadar bahwa orang yang selama ini
selalu dicari dan dirindukannya ada di sampingnya?
***
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar